BAB 5 Indonesia Merdeka



A. Dari Rengasdengklok Hingga Pegangsaan Timur

Teks proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Sukarno dalam upacara pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Pernyataan kemerdekaan tersebut disambut bahagia oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah.
1. Jepang Kalah Perang dengan Sekutu

Bom atom yang diledakkan di dua kota di Jepang yakni Hirosima dan Nagasaki menyebabkan ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dunia dan ratusan ribu lainnya mengalami kecacatan. Kerugian material tidak terhitung jumlahnya. Kerusakan dan dampak korban yang sangat mengerikan tersebut mendorong masyarakat dunia sepakat untuk tidak menggunakan senjata tersebut dalam berbagai peperangan. Amerika Serikat menjatuhkan kedua bom atom pada dua kota di Jepang pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.

Perang Dunia II yang berkecamuk sejak tahun 1939 telah menyebabkan kedua kelompok yakni Sekutu dan negara-negara fasis saling menyerang dengan menggunakan senjata pemusnah dan kerusakan massal. Korban dan kerugian kedua belah pihak tidak terhitung jumlahnya. Jutaan manusia meninggal dunia akibat Perang Dunia II tersebut. Sebagian besar dari mereka adalah masyarakat sipil yang bukan merupakan tentara perang.

Kehancuran Kota Hiroshima dan Nagasaki memukul perasaan bangsa Jepang. Mereka tidak dapat menutup mata, bahwa Sekutu lebih unggul dalam persenjataan. Apabila perang dilanjutkan, Jepang akan lebih hancur. Akhirnya Jepang memutuskan untuk mengakhiri perang dunia dengan melakukan penyerahan kepada Sekutu tanpa syarat. Penyerahan Jepang kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 inilah yang menandai berakhirnya Perang Dunia (PD) II. Sebenarnya tanda-tanda kekalahan Jepang dalam PD II sudah terlihat sejak tahun 1943 dengan berhasil direbutnya beberapa wilayah oleh Sekutu. Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki merupakan faktor pemicu Jepang harus menyerah.

Sejak semakin terjepit dalam kekalahan, Jepang terpaksa memberi janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Komando Tentara Jepang wilayah Selatan, pada bulan Juli 1945 menyepakati dan memberikan kemerdekaan Indonesia tanggal 7 September 1945. Pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang tugasnya melanjutkan pekerjaan BPUPKI yang diketuai oleh Ir. Sukarno dengan wakil Drs. Moh. Hatta. Panitia persiapan atau PPKI itu beranggotakan 21 orang dan semuanya orang Indonesia yang berasal dari berbagai daerah.


2. Perbedaan Pendapat dan Penculikan

Hari-hari menjelang tanggal 15 Agustus 1945 merupakan hari yang menegangkan bagi bangsa Jepang dan bangsa Indonesia. Bagi bangsa Jepang, tanggal tersebut merupakan titik akhir nyali mereka dalam melanjutkan PD II. Menyerah kepada Sekutu adalah pilihan yang sangat pahit tetapi harus dilakukan. Bagi bangsa Indonesia, tanggal tersebut justru menjadi kesempatan baik untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan. Inilah yang menjadi pemikiran utama para pemuda atau sering disebut Golongan Muda kaum pergerakan Indonesia. Para pemuda berpikir, bahwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu, berarti di Indonesia sedang kosong kekuasaan. Proklamasi dipercepat adalah pilihan yang tepat.

Hari Rabu tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.00 WIB, para pemuda yang dipimpin Wikana, Sukarni, dan Darwis datang di rumah Sukarno di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Wikana dan Darwis memaksa Sukarno untuk memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda mendesak agar proklamasi dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Sukarno marah, sambil menunjuk lehernya ia berkata, “Ini goroklah leherku, saudara boleh membunuh saya sekarang juga. Saya tidak bisa melepas tanggung jawab saya sebagai ketua PPKI, karena itu akan saya tanyakan kepada wakil-wakil PPKI besok”. Ketegangan terjadi di rumah Sukarno.

Para pemuda gagal memaksa Sukarno dan golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Para pemuda malam itu sekitar pukul 24.00 tanggal 15 Agustus mengadakan pertemuan di Jl Cikini 71 Jakarta. Para pemuda yang hadir, antara lain Sukarni, Yusuf Kunto, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih. Mereka sepakat untuk membawa Sukarno dan Moh. Hatta ke luar kota. Tujuannya, agar kedua tokoh ini jauh dari pengaruh Jepang dan bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda juga sepakat menunjuk Shodanco Singgih untuk memimpin pelaksanaan rencana tersebut. Tanggal 16 Agustus sekitar pukul 04.00 pagi rombongan Sukarno, Moh. Hatta, dan para pemuda menuju Rengasdengklok.

Sehari di Rengasdengklok, ternyata gagal memaksa Sukarno untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia lepas dari campur tangan Jepang. Namun, ada gelagat yang ditangkap oleh Singgih bahwa Sukarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kalau sudah kembali ke Jakarta. Jakarta berada dalam keadaan tegang karena tanggal 16 Agustus 1945 seharusnya diadakan pertemuan PPKI, tetapi Sukarno dan Moh. Hatta tidak ada di tempat. Ahmad Subarjo segera mencari kedua tokoh tersebut. Akhirnya setelah terjadi kesepakatan dengan Wikana, Ahmad Subarjo ditunjukkan dan diantarkan ke Rengasdengklok oleh Yusuf Kunto.

Ahmad Subarjo tiba di Rengasdengklok pukul 17.30 WIB untuk menjemput Sukarno dan rombongan. Kecurigaan pun menyelimuti perasaan para pemuda yang bertemu dengan Ahmad Subarjo. Akhirnya Ahmad Subarjo memberikan jaminan. Apabila besok (tanggal 17 Agustus) paling lambat pukul 12.00, belum ada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, taruhannya nyawa Ahmad Subarjo. Dengan jaminan itu, maka Shodanco Subeno mewakili para pemuda mengizinkan Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta, dan rombongan kembali ke Jakarta.


3. Perumusan Teks Proklamasi Hingga Pagi

Setelah para pemuda melepas para tokoh golongan tua Rombongan kemudian menuju kediaman Nishimura di Jakarta. Kepada Nishimura, Sukarno menyampaikan rencana rapat persiapan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia. Nishimura menolak memberi bantuan dengan jawaban tersebut Sukarno berkesimpulan bahwa tidak mungkin lagi mengharap bantuan Jepang. Rombongan Sukarno segera kembali ke rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Para tokoh-tokoh nasionalis berkumpul di rumah Maeda Untuk merumuskan teks proklamasi. Di rumah Maeda, Hadir para anggota PPKI, para pemimpin pemuda, para pemimpin pergerakan, dan beberapa anggota Chuo Sangi In yang ada di Jakarta. Mereka berjumlah 40 - 50 orang.

Berdasarkan garis kebijaksanaan itu, Nishimura melarang Sukarno-Hatta untuk mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Sampailah Sukarno-Hatta pada kesimpulan bahwa tidak ada gunanya lagi untuk membicarakan soal kemerdekaan Indonesia dengan pihak Jepang. Mereka hanya berharap pihak Jepang supaya tidak menghalang-halangi pelaksanaan Proklamasi oleh rakyat Indonesia sendiri.
4. Pembacaan Proklamasi Pukul 10.00 Pagi

Mereka telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan di rumah Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 pada pukul 10 pagi. Sebelum pulang, Moh. Hatta berpesan kepada B.M. Diah untuk memperbanyak teks Proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia.

Acara yang direncanakan pada upacara bersejarah itu adalah; pertama pembacaan teks proklamasi; kedua, pengibaran bendera Merah Putih; dan ketiga, sambutan walikota Suwiryo dan dr. Muwardi dari keamanan. Hari Jumat Legi, tepat pukul 10.00 WIB, Sukarno dan Moh. Hatta keluar ke serambi depan, diikuti oleh Ibu Fatmawati. Sukarno dan Moh. Hatta maju beberapa langkah. Sukarno mendekati mikrofon untuk membacakan teks proklamasi.

Acara berikutnya adalah pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud. Bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih, para hadirin secara spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya tanpa ada yang memimpin.

Setelah itu, Suwiryo memberikan sambutan dan kemudian disusul sambutan dr. Muwardi. Sekitar pukul 11.00 WIB, upacara telah selesai. Kemudian dr. Muwardi menunjuk beberapa anggota Barisan Pelopor untuk menjaga keselamatan Sukarno dan Moh. Hatta.


5. Kebahagiaan Rakyat atas Kemerdekaan Indonesia

Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara resmi mengumumkan penyerahannya kepada Sekutu. Baru pada bulan September 1945, Proklamasi diketahui di wilayah-wilayah yang terpencil. Euforia revolusi segera mulai melanda negeri ini, khususnya kaum muda yang merespon kegairahan dan tantangan kemerdekaan.

Antara tanggal 3-11 September, para pemuda di Jakarta mengambil alih kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api, sistem listrik, dan stasiun pemancar radio tanpa mendapat perlawanan dari pihak Jepang. Pada akhir bulan September, instalasi-instalasi penting di Yogyakarta,Surakarta, Malang, dan Bandung juga sudah berada di tangan para pemuda Indonesia.

Selain itu, juga terlihat adanya semangat revolusi di dalam kesusasteraan dan kesenian. Surat-surat kabar dan majalah Republik bermunculan di berbagai daerah, terutama di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Aktivitas kelompok sastrawan yang bernama “Angkatan 45”, mengalami masa puncaknya pada zaman revolusi. Lukisan-lukisan modern juga mulai berkembang pesat di era revolusi.

B. Menganalisis Terbentuknya NKRI

1. Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Kelengkapan-kelengkapan negara harus segera dipenuhi oleh Indonesia, yang baru saja merdeka. Salah satu hal terpenting yang harus dipenuhi adalah Undang-Undang Dasar (UUD). Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI melakukan sidang yang menghasilkan persetujuan dan pengesahan UUD (Undang-Undang Dasar), yang kemudian dikenal sebagai UUD 1945.

Setelah proklamasi, PPKI melakukan rapat pertama di Pejambon (sekarang dikenal sebagai gedung Pancasila). Sekitar pukul 11.30, sidang pleno dibuka Sebelum konsep itu disahkan, atas prakarsa Moh. Hatta, berdasarkan pesan dari tokoh Kristen dari Indonesia bagian Timur, sila pertama dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Rumusan itu telah dikonsultasikan Hatta kepada pemuka Islam seperti, Ki Bagoes Hadikusumo, Wahid Hasyim, Kasman Singodimedjo, dan Tengku Moh. Hasan. Pertimbangan itu diambil karena suatu pernyataan pokok mengenai seluruh bangsa tidaklah tepat hanya menyangkut identitas sebagian dari rakyat Indonesia sekalipun merupakan bagian yang terbesar. Berdasarkan rumusan tersebut, maka Pancasila secara resmi ditetapkan sebagai dasar negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945. Serta perubahan kecil pada istilah dan strukturnyadi bawah pimpinan Sukarno.

Sidang dilanjutkan dengan pemilihan presiden dan wakil presiden. Sebagai dasar hukum pemilihan presiden dan wakil presiden tersebut, harus disahkan dulu pasal 3 dari Aturan Peralihan. Ini menandai untuk pertama kalinya presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI.






2. Pembentukan Departemen dan Pemerintahan Daerah

Sidang PPKI dilanjutkan kembali pada tanggal 19 Agustus 1945. Acara yang pertama adalah membahas hasil kerja Panitia Kecil yang dipimpin oleh Otto Iskandardinata. Sebelum acara dimulai, Presiden Sukarno ternyata telah menunjuk Ahmad Subarjo, Sutarjo Kartohadikusumo dan Kasman Singodimejo sebagai Panitia Kecil yang ditugasi merumuskan bentuk departemen bagi pemerintahan RI, tetapi bukan personalianya (pejabatnya).

Di samping delapan wilayah tersebut, masih ditambah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta. Setelah itu, sidang dilanjutkan mendengarkan laporan Ahmad Subarjo, mengenai pembagian departemen atau kementerian. Adapun hasil yang disepakati,

3. Pembentukan Badan-Badan Negara

Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945. Dalam sidang ini, diputuskan mengenai pembentukan Komite Nasional Seluruh Indonesia dengan pusatnya di Jakarta. Komite Nasional dibentuk sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasar kedaulatan rakyat.

KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) diresmikan dan anggota-anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945. Pelantikan ini dilangsungkan di gedung Kesenian Pasar Baru, Jakarta. Sebagai ketua KNIP adalah Mr. Kasman Singodimejo, dengan beberapa wakilnya, yakni Sutarjo Kartohadikusumo, Mr. Latuharhary, dan Adam Malik.

Tanggal 16 Oktober 1945, diselenggarakan sidang KNIP yang bertempat di Gedung Balai Muslimin Indonesia, Jakarta. Sidang ini dipimpin oleh Kasman Singodimejo. Dalam sidang ini juga diusulkan kepada Presiden agar KNIP diberi hak legislatif selama DPR dan MPR belum terbentuk.Syahrir dan Amir Syarifudin mengusulkan adanya BPKNIP (Badan Pekerja KNIP) untuk menghadapi suasana genting. BPKNIP akan mengerjakan tugas-tugas operasional dari KNIP.

Berdasarkan usul-usul dalam sidang tersebut, maka Wakil Presiden selaku wakil pemerintah, mengeluarkan maklumat yang lazim disebut Maklumat Wakil Presiden No. X.


4. Pembentukan Kabinet

Presiden segera membentuk kabinet yang dipimpin oleh Presiden Sukarno sendiri. Dalam kabinet ini para menteri bertanggung jawab kepada Presiden atau Kabinet Presidensiil.

5. Pembentukan Berbagai Partai Politik

Sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 juga memutuskan adanya pembentukan partai politik nasional yang kemudian terbentuk PNI (Partai Nasional Indonesia). Partai ini diharapkan sebagai wadah persatuan pembinaan politik bagi rakyat Indonesia.

Beberapa partai politik yang kemudian terbentuk misalnya :
Masyumi, berdiri tanggal 7 November 1945, dipimpin oleh dr Sukiman Wiryosanjoyo
PKI (Partai Komunis Indonesia) berdiri 7 November 1945 dipimpin oleh Mr. Moh. Yusuf. Oleh tokoh-tokoh komunis, sebenarnya pada tanggal 2 Oktober 1945 PKI telah didirikan.
PBI (Partai Buruh Indonesia), berdiri tanggal 8 November 1945 dipimpin oleh Nyono
Partai Rakyat Jelata, berdiri tanggal 8 Nopember 1945 dipimpin oleh Sutan Dewanis
Parkindo (Partai Kristen Indonesia), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin oleh Dr Prabowinoto
PSI (Partai Sosialis Indonesia), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin Amir Syarifuddin
PRS (Partai Rakyat Sosialis), berdiri tanggal 10 November 1945 dipimpin oleh Sutan Syahrir
PKRI Partai Katholik Republik Indonesia), berdiri tanggal 8 Desember 1945
Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia, berdiri tanggal 17 Desember 1945 dipimpin oleh JB Assa
PNI (Partai Nasional Indonesia), berdiri tanggal 29 Januari 1946. PNI merupakan penggabungan dari Partai Rakyat Indonesia (PRI), Gerakan Republik Indonesia, dan Serikat Rakyat Indonesia, yang masing-masing sudah berdiri dalam bulan November dan Desember 1945.

6. Komite van Aksi dan Lahirnya Badan-badan Perjuangan

Sukarni dan Adam Malik membentuk Komite van Aksi yang dimaksudkan sebagai gerakan yang bertugas dalam pelucutan senjata terhadap serdadu Jepang dan merebut kantor-kantor yang masih diduduki Jepang. Munculnya Komite van Aksi kemudian disusul dengan lahirnya berbagai badan perjuangan lainnya di bawah Komite van Aksi seperti API (Angkatan Pemuda Indonesia), BARA (Barisan Rakyat Indonesia) dan BBI (Barisan Buruh Indonesia)

Di berbagai daerah kemudian juga berkembang badan-badan perjuangan. Diantaranya:
BBI dan PRI di Surabaya
Angkatan Muda dan Pemuda di Semarang
Angkatan Muda di Surakarta
Angkatan Muda Pegawai Kesultanan atau dikenal Pekik (Pemuda Kita Kesultanan) di Yogyakarta

7. Lahirnya Tentara Nasional Indonesia
Badan Keamanan
Rakyat Tentara Keamanan Rakyat
Tentara Republik Indonesia
Tentara Nasional Indonesia


BAB 5
Indonesia Merdeka



C. Meneladani Para Tokoh Proklamasi

1. Ir. Sukarno

Sukarno atau Bung Karno, lahir di Surabaya tanggal 6 Juni 1901. Sudah aktif dalam berbagai pergerakan sejak menjadi mahasiswa di Bandung. Tahun 1927, bersama kawan-kawannya mendirikan PNI. Oleh karena perjuangannya, ia seringkali keluar-masuk penjara. Kemudian pada zaman Jepang, ia pernah menjadi ketua Putera, Chuo Sangi In dan PPKI,serta pernah menjadi anggota BPUPKI.

Tanggal 17 Agustus 1945, peranan Sukarno semakin penting. Secara tidak langsung ia terpilih menjadi tokoh nomor satu di Indonesia. Sukarno dengan didampingi Moh. Hatta, diberi kepercayaan membacakan teks proklamasi sebagai pernyataan Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, Sukarno dikenal sebagai pahlawan proklamator. Sukarno wafat pada tanggal 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar.


2. Drs. Moh. Hatta

Tokoh lain yang sangat penting dalam berbagai peristiwa sekitar proklamasi adalah Drs. Moh. Hatta. la dilahirkan di Bukittinggi tanggal 12 Agustus 1902. Sejak menjadi mahasiswa di luar negeri, ia sudah aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi salah seorang pemimpin dan ketua Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda. Setelah di tanah air, ia aktif di PNI bersama Bung Karno. Setelah PNI dibubarkan, Hatta aktif di PNI Baru.

Moh. Hatta melibatkan diri secara langsung dan ikut andil dalam perumusan teks proklamasi. la juga ikut menandatangani teks proklamasi. Pada peristiwa detik-detik proklamasi, Moh. Hatta tampil sebagai tokoh nomor dua dan mendampingi Bung Karno dalam pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, ia juga dikenal sebagai pahlawan proklamator. la wafat pada tanggal 14 Maret 1980, dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta.


3. Ahmad Subarjo

Ahmad Subarjo lahir di Karawang Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896. la tutup usia pada bulan Desember 1978. Pada masa pergerakan nasional ia aktif di PI dan PNI. Kemudian pada masa pendudukan Jepang sebagai Kaigun,bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset Angkatan Laut Jepang pimpinan Laksamana Maeda. la juga sebagai anggota BPUPKI dan PPKI. Ahmad Subarjo tidak hadir pada saat Bung Karno membacakan teks proklamasi di Pegangsaan Timur No. 56.

Tokoh Ahmad Subarjo boleh dikatakan sebagai tokoh yang mengakhiri peristiwa Rengasdengklok. Sebab dengan jaminan nyawa Ahmad Subarjo, akhirnya Ir. Sukarno, Moh. Hatta dan rombongan diperbolehkan kembali ke Jakarta. Sesampainya di Jakarta dini hari, di rumah Maeda dilaksanakan perumusan teks proklamasi, Ahmad Subarjo secara langsung berperan aktif dan memberikan andil pemikiran tentang rumusan teks proklamasi.


4. Sukarni Kartodiwiryo

Sukarni Kartodiwiryo adalah salah seorang pimpinan gerakan pemuda di masa proklamasi. Tokoh ini dilahirkan di Blitar pada tanggal 14 Juli 1916 dan meninggal pada tanggal 4 Mei 1971. Sejak muda, ia sudah aktif dalam pergerakan politik. Semasa pendudukan Jepang, ia bekerja pada kantor berita Domei. Kemudian aktif di dalam gerakan pemuda. Bahkan ia menjadipemimpin gerakan pemuda yang berpusat di Asrama Pemuda Angkatan Baru di Menteng Raya 31 Jakarta.

Sukarni merupakan pelopor penculikan Sukarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok. Ia juga tokoh yang mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Sukarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. la juga memimpin pertemuan untuk membahas strategi penyebarluasan teks proklamasi dan berita tentang proklamasi.


5. Sayuti Melik

Tokoh yang lahir pada tanggal 25 November 1908 di Yogyakarta ini, berperan dalam pencatatan hasil diskusi susunan teks proklamasi. Ia yang mengetik teks proklamasi yang dibacakan Sukarno-Hatta.

Sejak muda, Sayuti Melik sudah aktif dalam gerakan politik dan jurnalistik. Tahun 1942 menjadi pemimpin redaksi surat kabar Sinar Baru Semarang. Nama tokoh ini semakin mencuat pada sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. la telah menyaksikan penyusunan teks proklamasi di ruang makan rumah Maeda. Bahkan akhirnya ia dipercaya untuk mengetik teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno.


6. Burhanuddin Mohammad Diah

(BM. Diah) lahir di Kotaraja pada tanggal 7- April 1917. la berbakat di bidang jurnalistik. Sejak tahun 1937 sudah menjadi redaktur berbagai surat kabar. Pada awal pendudukan Jepang, ia bekerja pada radio militer. Pada tahun 1942-1945, ia bekerja sebagai wartawan pada harian Asia Raya.


7. Latif Hendraningrat Sang Komandan Peta

Latif Hendraningrat adalah salah seorang komandan Peta. Pada saat pelaksanaan proklamasi, ia merupakan salah satu tokoh yang cukup sibuk. la menjemput beberapa tokoh penting untuk hadir di Pegangsaan Timur No.56. Misalnya ia harus mencari dan menjemput Moh. Hatta.

Pada saat pelaksanaan proklamasi, setelah menyiapkan barisan, ia mempersilakan Sukarno membacakan teks proklamasi. Kemudian, Latief Hendraningrat dengan dibantu S. Suhud mengibarkan Sang Saka Merah Putih, dan yang membantu membawakan bendera Merah Putih adalah SK. Trimurti.


8. S. Suhud

S. Suhud adalah pemuda yang ditugasi mencari tiang bendera dan mengusahakan bendera Merah Putih yang akan dikibarkan. Oleh karena gugup dan tegang, tiang yang digunakan adalah sebatang bambu, padahal tidak terlalu jauh dari rumah Sukarno ada tiang bendera dari besi. S. Suhud bersama Latif Hendraningrat adalah pengibar bendera Merah Putih di halaman rumah Sukarno pada saat Proklamasi 17 Agustus 1945.


9. Suwiryo

Suwiryo adalah walikota Jakarta Raya waktu itu dan secara tidak langsung menjadi ketua penyelenggara upacara Proklamasi Kemerdekaan. Oleh karena itu, ia sangat sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam upacara tersebut, termasuk pengadaan mikrofon dan pengeras suara.


10. Muwardi

Tokoh muda Muwardi, bertugas dalam bidang pengamanan jalannya upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia telah menugaskan anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan di sekitar kediaman Bung Karno. Setelah upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, ia juga membagi tugas kepada para anggota Barisan Pelopor dan Peta untuk menjaga keamanan Bung Karno dan Moh. Hatta.


11. Frans Sumarto Mendur

Tokoh Frans Sumarto Mendur adalah tokoh wartawan yang ikut membantu pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Ia telah mengabadikan berbagai peristiwa penting di sekitar proklamasi. la bergabung dengan kawan-kawan dari Indonesia Press Photo Senice atau Ipphos.


12. Syahruddin

Syahruddin adalah seorang wartawan Domei. la dengan berani memasuki halaman gedung siaran RRI. Oleh karena gedung siaran dijaga oleh Jepang, maka terpaksa melalui belakang, yaitu dengan memanjat tembok belakang gedung dari JI. Tanah Abang. Naskah proklamasi kemudian berhasil diserahkan kepada kepala bagian siaran.


13. F. Wuz dan Yusuf Ronodipuro

Tokoh F. Wuz dan Yusuf Ronodipuro berperan penting dalam penyebarluasan berita proklamasi. Kedua tokoh ini merupakan penyiar-penyiar yang cukup berani dan tidak jarang mendapat ancaman dari pihak Kempetai.

Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
March 25, 2019 at 8:09 PM delete

JAGODOMINO Agen poker Online Terpercaya dan terbaik di Indonesia

*Minimal Deposit Hanya Rp 15.000
*Minimal Withdraw Hanya Rp 30.000
*Proses Deposit & Withdraw Super Cepat & aman
*Dilayani Oleh CS yang Profesional dan Ramah 24 Jam
*Player Vs Player Dijamin 100% (Tanpa Robot)

*=================[BIG PROMO]=================*

*Bonus CASHBACK 0.2%-0.5% [SETIAP HARI]
*Bonus REFERENSI 20% [SEUMUR HIDUP]

info selanjutnya silahkan hubungi CS 24 jam yang siap melayani anda...
WA: +855717086677
BBM: jago288

Reply
avatar